Penyakit kaki, tangan dan mulut ( PKTM ) yang saat ini melanda negeri China disebabkan oleh Enterovirus 71 ( EV – 71 ), telah menewaskan 34 anak-anak dan menginfeksi 24.932 anak lainnya. Kasus serupa ditemukan di Singapura, Malaysia dan Vietnam.
PKTM disebabkan oleh Enterovirus, Coxsackievirus atau Echovirus, penyakit ini termasuk penyakit ringan tetapi dapat menimbulkan komplikasi yang serius, penyakit ini sangat menular dan dan sering terjadi pada musim panas dan bisa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat.
Pada umumnya PKTM menyerang pada usia 2 minggu sampai 5 tahun, dengan masa inkubasi 3 – 7 hari dan masa infeksius minggu pertama sejak timbul gejala, orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus.
1. Tanda dan gejala
a. Gejala awal : demam ( 38 – 39 ºC )
b. Timbul ruam ( bintik kemerahan ) dan vesikul ( lepuh ) dalam mulut,
tangan dan kaki. Pada bayi ruam dan vesikel dapat ditemukan di telapak
tangan, kaki dan bokong. Pada mulut, vesikel ditemukan lidah, gusi atau
mukosa ( dinding dalam ) pipi. Vesikel mudah pecah dan menjadi luka di
mulut.
c. Gejala yang berat adalah hipereksia ( suhu lebih dari 39 ºC ) atau
demam tidak turun-turun, denyut jantung sangat cepat, sesak, napsu
makan dan minum berkurang, muntah atau diare dengan dehidrasi, badan
sangat lemah, kesadaran turun atau kejang - kejang.
d. Komplikasi yang timbul akibat EV – 71 adalah gangguan neurologi berat
yaitu meningitis, encepalitis, paralisis akut flasid ( kelumpuhan ), infeksi
paru atau pneumonia. Meningitis dapat terjadi 1 – 3 hari setelah demam 10
-30 jam setelah gejala timbul.
2. Penularan :
a. Secara kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ( cairan hidung,
mulut, vesikel ), droplet ( batuk, berbicara dan bersin ).
b. Secara oral vecal ( melalui mulut ), yaitu ketika tangan menyentuh
sesuatu mainan atau alat – alat lain yang tercemar oleh feses ( tinja )
penderita tanpa mencuci tangan langsung masuk mulut.
3. Siklus penularan :
a. Enterovirus masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran cerna,
berkembang biak di orofaring dan banyak ditemukan dalam feses penderita.
Virus EV-71 dapat bertahan hidup dalam feses penderita selama 2 bulan.
Replikasi enterovirus dapat terjadi di saluran cerna atau saluran nafas.
Setelah fase viremia ( virus sudah bera dalam sirkulasi darah ), infeksi
akan mengenai jaringan dan beberapa organ, sehingga menimbulkan gejala
yang bervariasi.
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyebaran virus EV-71, upaya preventif yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Higiene perorangan, antara lain :
a. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih yang mengalir
selama 15 detik, sebelum makan dan sesudah buang air.
b. Bersihkan alat-alat bemain anak-anak dengan sabun dan air bersih yang
mengalir.
c. Tutup mulut dan tutup hidung ketika batuk dan bersih.
d. Pisahkan alat makan, alat kebersihan pribadi dan pakaian termasuk kaus
kaki dan sepatu penderita.
e. Mencegah kebiasan anak memasukkan tangannya ke mulut.
2. Menjaga daya tahan tubuh :
a. Istirahat yang cukup.
b. Asupan gizi yang cukup.
c. Olah raga yang cukup.
Selesai.......