28 December 2009

STANDAR PENGOBATAN POLUM DI RUMAH SAKIT I

Posted by sgnsuradi 12:45 AM, under | No comments

1. PENYAKIT DALAM

A. Influenza

GEJALA :
Demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek, suara serak, kadang sakit menelan, tanda karakteristik tidak ditemukan.

DOSIS PENGOBATAN :
Stofluad 3 x 1 tablet
Paracetamol 3 x 5020 mg bila panas
Solvonad 3 x 1 tablet bila batuk berlendir

TINDAK LANJUT :
Bila ada tanda infeksi beri antibiotik
Ampicillin 3 x 500 mg atau
Amoxcillin 3 x 500 mg atau jenis lain

B. Dispepsia

GEJALA :
Nyeri ulu hati, kembung, cepat kenyang, mual, dengan/tanpa muntah, sendawa, borborigmi anoreksia, rasa asam/pahit di mulut

DOSIS PENGOBATAN :
Beri makanan lunak yang tidak merangsang
Dalam fase akut
Antasida 3 x 1 – 2 tablet atau
Lafimag 3 x 1 – 2 tablet
Metoclopramid 3 x 1 tablet bila ada mual
Ranitidine 2 x 1 150 mg

C. Dehidrasi

GEJALA :
Muntah, rasa sesak, dehidrasi, tensi turun, acral dingin

DOSIS PENGOBATAN :
Minum Oralit
Rehidrrasi infus RL
Baktrimad 480 mg 2 x 2 tablet

D. Gastritis

GEJALA :
Nyeri daerah ulu hati, mual, muntah, kambuh terutama waktu perut kosong

DOSIS PENGOBATAN :
Antasida 3 x 1 – 2 tablet
Lafimag 3 x 1 tablet sebelum makan
Metoclopramid 10 mg 3 x 1 tablet bila mual
Lafihistin 3 x 1 tablet sebagai antihistamin

E. Demam Tifoid

GEJALA :
Demam lebih dari 7 hari, sakit kepala, lidah kotor, obstipasi, hepatosplenomegali, bradikardi relatif, gejala traktus gastrointestinal

DOSIS PENGOBATAN :
Ciprofloksasin 2 x 500 mg ( tidak boleh untuk
remaja dibawah usia 15 tahun ) atau
Chloramphenicol 4 x 500 mg atau
Cotrimoksazol 480 mg 2 x 2 sampai 7 hari
bebas panas, tirah baring, diet lunak,
Paracetamol 3 x 500 mg bila ada panas
Neurobiad 3 x 1 tablet

TINDAK LANJUT :
Indikasi masuk rumah sakit bila :
-tidak ada perbaikan dalam pengobatan
-panas menetap
-keadaan umum menurun

F. Demam Berdarah

GEJALA :
Demam tiba-tiba, tinggi, terus-menerus selama 2-7 hari, trombositopeni, manifestasi perdarahan +/-, hepatosplenomegali +/-, renjatan/ syok +/-, rumpel leed positif

DOSIS PENGOBATAN :
Perawatan Tirah Baring
Paracetamol 4 x 500 mg
Antibiotik bila ada infeksi penyerta

TINDAK LANJUT :
Indikasi masuk rumah sakit bila :
-ada demam mendadak
-tanda perdarahan renjatan +/-
-test tourniket pasitif
-trombosit kurang 100.000/m3
Infus RL/PZ/D 5℅

G. Amebiasis

GEJALA :
Perut kembung, kadang-kadang nyeri perut, diare ringan, tinja berbau busuk, kadang- kadang bercampur darah dan lendir, demam Ringan subfebris, hepatoslenomegali +/-

DOSIS PENGOBATAN :
Diloksanid furoad 3 x 500 mg selama 10 hari
Diyodohidroksikin 3 x 500 mg selama 10 hari
Karbason 3 x 250 mg selama 7 hari
Klefamid 3 x 500 mg selama 10-13 hari
Paromomycin 3 x 500 mg selama 5 hari
Metronidazol 3 x 500 mg selama 5 hari

H. Kolera

GEJALA :
Diare encer, berlimpah, tanpa didahului oleh rasa mulas dan tenesmus, feses berubah dari berwarna menjadi putih keruh, tidak berbau busuk/amis

DOSIS PENGOBATAN :
Tetrasiklin 4 x 500 mg atau
Cotrimoksazol 480 mg 2 x 2 tablet

TINDAK LANJUT :
Infus RL 50 – 100 mg/kg BB

I. Sirosis hati

GEJALA :
Badan lemah, berat badan menurun, mual- mual, gatal seluruh badan, hematemesis melena, tampak icterc, spider nevi, palmar erithema, ascites, pelebaran vena di daerah perut, splenamegali, hemorhoid

DOSIS PENGOBATAN :
Memperbaiki keadaan umum
Furosemid 1 – 2 x 1
Spironolakton 2 x 50 – 100 mg
Simptomatis

TINDAK LANJUT :
Bila terjadi hematemesis melena,
dirawat dengan pengobatan :
-tranfusi bila Hb kurang dari 8 gr ℅
-pasang sonde (NGT)
-asam traneksamad 3 x 1 amp iv
-neomycin 3-4 x 500 mg personde
-antasida personde
-lactulosa 3 x 1 personde
-vik K 1 x 1 amp

J. Hepatitis Virus Akut

GEJALA :
Demam, mual, muntah, lemah, sakit otot, ikterus

DOSIS PENGOBATAN :
Istirahat
Diet tinggi kalori-protein rendah lemak
Metoclopramid 10 mg 3x1 bila mual
Neurobiad 3 x 1

TINDAK LANJUT :
Dilakukan pemeriksaan laboratorium
SGOT/SGPT naik 10 kali normal
indikasi rawat inap
- Billirubin total > 2 mg ℅
- SGOT/SGPT > 4 x normal
- muntah-muntah

K. Malaria

GEJALA :
Demam tinggi, menggigil, keringat banyak, disusul stadium bebas serangan, nyeri otot, nyeri kepala, cepat lelah, anemia, hepatosplenomegali, ikterus

DOSIS PENGOBATAN :
Lini-1 Klorokuin I/II 4 tab hari III 2 tab
Primakuin hari I – III 15 mg/hari
Paracetamol 500 mg 3 x 1 bila panas
Lini-2 Kina tab 3 x 2 selama 7 hari
Atau Doxyciclin 2 x 500 mg

TINDAK LANJUT :
Indikasi masuk rumah sakit bila :
- malaria dengan penyulit (malaria perniciosa)
- malaria falciparum berat
- kesadaran menurun
- ikterus

L. Infeksi Saluran Kemih

GEJALA :
Demam, sakit pinggang, nyeri supra pubik, disuria, urine keruh, sering tidak ada gejala

DOSIS PENGOBATAN :
Ampisilin 4 x 500 mg atau
Amoksilin 4 x 500 mg atau
Baktrim 480 mg 2 x 2 tablet
Baktimad 2 x 2 tablet
Ciprofloxacin 2 x 500 mg

TINDAK LANJUT :
Pemeriksaan laboratorium didapatkan
-bakteriurea lebih 100 00 koloni/cc
-leukosuria lebih 10/LPB
-lekositosis

M. Batu Saluran Kemih

GEJALA :
Hematuri, nyeri kolik, disuria, infeksi, sering berulang, sampai kepala

DOSIS PENGOBATAN :
Minum 2 – 3 liter per hari
Diet rendah kalsium,purine,oksalat, lemak
Antibiotik 3 x 500 mg untuk infeksi berulang

TINDAK LANJUT :
Operasi untuk mengeluarkan batu

N. Sindroma Nefrotik

GEJALA :
Edema anasarka/masif : muka, tubuh, kaki, ascites, proteinuri, hipoalbuminemia, hipokolesterolemia

DOSIS PENGOBATAN :
Furosemid 40 mg 1-3 x 1 tablet
Pengobatan penyakit penyebab
Istirahat, diet rendah garam
Suplemen KCL 3 x 500 mg

TINDAK LANJUT
Pemberian Prednison oleh spesialis Penyakit Dalam

O. Pielonefritis Akut

GEJALA :
Nyeri pinggang bagian atas, demam menggigil, nyeri ketok, disuri, bakteri dalam urin

DOSIS PENGOBATAN :
Ampisillin/Amoksillin 3 x 500 mg atau
Nitrofurantoin 4 x 50 – 100 mg atau
Sefaleksin 4 x 250 – 500 mg atau
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Hilangkan faktor penyebab

TINDAK LANJUT :
Bila tidak sembuh dilakukan pembedahan

06 September 2009

ANAPHILAKTIC SHOCK

Posted by sgnsuradi 9:45 PM, under | No comments

Anaphilaktic Shock adalah Shock yang disebabkan reaksi hipersensitivitas yang dapat menyebabkan syok.
Biasanya penyebabnya adalah alergi obat, bisa juga karena gigitan serangga, alergi makanan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain (wikipedia).

Gejala awal : Gatal, pucat, pusing, mual, muntah, tekanan darah turun, kolaps, rasa
tercekik, nadi cepat dan kecil.

Kemudian : Denyut jantung melemah, Shock, kematian.

TINDAKAN (dilakukan oleh perawat yang mahir) :
1. Tidurkan penderita
2. Segera suntik adrenalin 1 o/oo 0,25 - 0,3 cc Intramuskuler ( IM )
3. Sikap Trendelemberg ( kepala lebih rendah dari badan, ganjal bagian kaki tempat tidur ± 15 cm ).
4. Monitor tekanan darah, pasang tensimeter dan biarkan pada lengan penderita, bila tekanan darah dibawah 90-100 mmhg ( sistolik ) dan bila frekwensi jantung dibawah 90x/menit, diberi suntikan adrenalin 0,25 - 0,30 cc sekali lagi, dan diulangi 7-10 menit ( umumnya 1-4 suntik 0,25 - 0,30cc 1 o/oo)
5. Beri dexametason 1 Ampul IM atau IV, bila tidak ada, beri hydrocortison 2cc ( IM )
6. Boleh diberi Antihystamin misalnya Avil , Dipenhydramin atau deladryl ( a vial 1 ampul, deladryl 2 cc)
7. Jangan mengirim penderita yang dalam keadaan gawat, hal tidak bijaksana karena bisa terjadi kematian diperjalanan.
8. Pengiriman penderita harus dikawal petugas yang mahir, bawa serta Adrenalin, posisi penderita Trendelenburg jangan mengangkut penderita dalam posisi duduk.
9. Infus Dextrose atau Nacl hati-hati pada orang tua ( bisa memberi komplikasi bila tekanan darah pulih ).
10. Bila tekanan darah sistolik sudah mencapai 90-100mmhg, Observasi dulu jangan cepat-cepat pemberian adrenalin.
11. Penderita jangan cepat-cepat disuruh pulang, Observasi dulu secara bertahap dapat diizinkan dulu berdiri kemudian berjalan.
12. Dokter dihubungi dengan segera, sementara menunggu Dokter, laksanakan tindakan-tindakan diatas dengan segera.

26 June 2009

Penerimaan Mahasiswa Baru Akper Kesdam VI/Tanjungpura. Tahun Akademik 2009/2010 angkatan ke VIII

Posted by sgnsuradi 8:20 AM, under | 2 comments

Akper Kesdam VI/Tanjungpura Membuka penerimaan mahasiswa baru TA.2009/2010.


Lulusan SMA/SMU, Madrasah Aliyah, SPK kur 1998. Lama pendidikan 3 tahun (6 semester) dengan beban MA : Maks 120 SKS. Gelar lulusan Ahli Madya Keperawatan (AMK).




A. PERSYARATAN UMUM
:


1. WNI.

2. Sehat jasmani rohani yang dinyatakan Surat Keterangan Dokter.

3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari kepolisian.

4. Foto Copy Ijazah dan NEM yang telah dilegalisir sebanyak 2 lembar.

5. Tinggi badan minimal Laki-laki 155 cm, perempuan 150 cm.

6. Umur maksimal 30 tahun.
7. Pas foto 4x6 cm hitam putih terbaru 5 lembar.

8. Tugas Belajar :

- Masa dinas minimal 3 tahun usia maksimal 40 tahun.

- Militer, pangkat minimal Sersan Dua.

- PNS AD minimal golongan II/B.

- Surat Ijin Komandan Satuan.

- Daftar Riwayat Hidup.

- Dapen/DP-3-PNS terakhir.
- Skep pengangkatan pertama.
-
Skep / sprin jabatan terakhir.

B. PENDAFTARAN :
Gel I : 1 Mei - 14 Juli 2009, Gel II : 16 Juli - 26 Agustus 2009.
1. Calon peserta seleksi harus mendaftar sendiri.
2. Melengkapi formulir pendaftaran.
3. Tempat : Sekretariat Akper Kesdam VI/Tpr, Hari Senin - Kamis : Pk. 08.00 - 16.00 wita.
Jumat - Sabtu : Pk, 08.00 - 15.00 wita.

C. SELEKSI :
Gel I : 15 Juli 2009
Gel II : 26 Agustus 2009
1. Uji tulis (Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia
2. Uji Kesehatan
3. Psikotes
4. Wawancara

D. BIAYA :
1. SPP
2. Sumbangan Pengembangan Pendidikan
3. Biaya tersebut belum termasuk biaya seragam, praktek, ujian akhir dan wisuda.

PENDAFTARAN DAN INFORMASI
Sekretariat Akper Kesdam VI/Tpr Jl, Mayjend Soetoyo S. No.408 Telp/fax. (0511) 3358334
Komp. RS Tk,III Dr R. Soeharsono (TPT) Banjarmasin.

17 May 2009

Definisi Penyakit Menular dan Tidak Menular

Posted by sgnsuradi 10:04 AM, under | No comments

1. Definisi Penyakit Menular



1 Kolera : Penderita Diare Klinis dengan pemeriksaan laboratorium tinja dan atau Muntahan menunjukkkan adanya kuman (Vibriocholerae)


2 Diare Klinis : Buang Air lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya.


3 Diare berdarah : Diare klinis yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah. Apabila dilakukan pemeriksaan tinja ditemukan sel darah merah.


4 Tifus perut klinis : Demam tinggi terus menerus 7 (tujuh) hari atau lebih, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah (typhoid tounge) dapat disertai sembelit (obstipasi), diare, kesadaran menurun.


5 Tyfus perut Widal/ kultur (+) : Demam tinggi terus menerus pada pemeriksaan darah, air seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan kuman Salmonella typhi atau pada serum darah terdapat kenaikan kadar zat antinya.


6 TBC Paru BTA (+) : Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru (pleura) dan 2 dari 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA positif, atau. I spesimen dahak SPS BTA positif dengan dengan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita berobat atau belum berobat dengan DOTS.


7 Tersangka TBC Paru : Batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih disertai antara lain dahak bercampur darah / batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise, berkeringat malam walupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan).


8 Kusta PB : Kulit dengan bercak putih atau kenjerahan disertai mati rasa/anastesi yang jumlah bercak 1-5 buah, atau ditemukan hanya satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin smear BTA negatif.


9 Kusta MB : Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa lebih dari 5 buah, atau ditemukan lebih dari satu kerusakan saraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin smear BTA positif.

10 Campak Panas tinggi (38 derajat Celsius atau lebih) dengan bercak kemerahan (rash) di kulit selama 3 hari panas atau lebih, disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata merah (conyunctivitis).

11 Difteri Panas lebih kurang 38 derajat Celcius disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti laeher sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri.

12 Batuk rejan (pertusis)

Batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara "hup" (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selapu lendir mata (conjungtiva) atau pembengkakan disekitar mata (edema periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit batuk 100 hari. Pemeriksaan laboratorium pada apusan lendir tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis).

13 Tetanus Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus. Tetanus Neonatorum adalah bayi lahir hidup normal dapat menangis dan menetek selama 2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang pada umur 3-28 hari. Tetanus dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-kadang disertai perut papan dan opistotonus (badab melengkung) pada umur diatas 2 bulan.

14 Hepatitis Klinis Demam, badab lemas, mual, selaput mataberwarna kuning atau air kencing berwarna seperti air teh.

15 Hepatitis HbsAG (+) Hepatitis akut dan atau kronis, pada pemeriksaan laboratorium darah / tinja menunjukkan adanya antigen virus tersbut.

16 Malaria Klinis Demam, menggigil dapat disertau sakit kepala, mual, muntah, diare pada anak-anak, nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa, anemi, limpa dan hati membesar, kejang dan kesadaran menurun.

17 Malaria Vivak Malaria Klinis dengan sediaan darah tebal terdapat parasit Plamodium vivak.

18 Malaria falsifarum Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat parasit Plasmodium Falsiparum.

19 Malaria Mix Malaria Klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat dua jenis parasit Plasmodium atau lebih.

20 Demam berdarah Dengue Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah) Ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (paien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukopenia dan penurunan trombosit.

21 Demam Dengue Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, muka kemerahan, keluhan nyeri kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri sendi, raum pada kulit dapat disertai dengan tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik) merah/ptekie, mimisan). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukopenia dan penurunan trombosit.

22 Pneumonia Batuk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas sesuai umur atau penarikan dinding dada bagian bawah (severe chest indrawing). Frekuensi nafas pada umur 2-11 bulan sebesar 60 kali permenit atau lebih, sedang pada umur 1-5 tahun sebesar 40 kali permenit atau lebih.

23 Sifilis Suatu penyakit dengan ulkus (primer) atau lesi mukokutaneus (sekunder) dan tes serologi reaktif (non-treponema, RPR/VDRL dengan titer > 1 : 4 atau tes treponema, TPHA kuantitatif).

24 Gonorrhoe Pada permukaan kulit terdapat papiloma bentuk buah arbei dengan permukaan basah tanpa nanah. Pada pemeriksaan usapan pada paploma dapat ditemukan kuman Treponema pertenue.

25 Frambusia (patek) Pada permukaan kulit terdapat papiloma bentuk buah arbei dengan permukaan basah tanpa nanah. Pada pemeriksaan usapan pada papiloma dapat ditemukan kuman Treponema perteneu.

26 Filariasis (kaki gajah) Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) berupa benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka, dapat disertai demam berulang selama 3 - 4 hari. Pada keadaan lanjut terjadi pembengkakan tungkai, lengan, payudara, kantong buah zakar. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan mikrofilaria Wuchereria bancrofi, Brugia malayi atai Brugia timori.

27 Inflensa Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh influenza virus yang menyerang saluran pernafasan manusia dengan tanda-tanda demam, sakit kepala, letih, batuk kering, tenggorokan kering, hidung tersumbat, dan badan lesu.

28 Ensefalitis Panas tinggi, kejang klonik, kesadaran menurun dan reflek patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada darah atau cairan serebrospinal (tulang belakang) dapat ditemukan kuman atau zat antibodi.

29 Menigitis Panas, kakukuduk, kejang klonik, kesadaran menurun reflek patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada cairan serebrospinal (tulang belakang) dapat ditemukan kuman penyebab meningitis.





DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT TIDAK MENULAR

2. Definisi Penyakit Tidak Menular

No. Penyakit Definisi Kasus

1 Hipertensi Meningkatnya tekanan darah systolik lebih besar dari 140 mm Hg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mm Hg pada dua kali pegukukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).

2 Diabetes Melitus (kencing manis) Penderita dengan reduksi urine positif (benedik atau tes celup dengan kertas lakmus).


Sumber :
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1479/Menkes/SK/X/2003

03 January 2009

KEPUTIHAN PADA WANITA

Posted by sgnsuradi 3:04 PM, under | 1 comment

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Demikian ungkapan nenek moyang kita bila menjumpai yang baru dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata ungkapan ini cocok diberlakukan untuk penyakit, tapi di ubah sedikit menjadi “tak kenal maka tak diobati” bagi kebanyakan wanita, keputihan seperti momok yang sangat menjengkelkan bahkan menakutkan. Ketika mengalaminya, para wanita menjadi resah, risih, merasa bersalah, tidak percaya diri dan perasaan gundah lainnya.

Salah satu penyakit yang yang perlu dikenal oleh kaum kaum wanita adalah Keputihan. “Sebanyak 75% wanita pasti pernah mengalami keputihan, setidaknya sekali” dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG menjelaskan. Keputihan, menurut dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG yang seorang staf pengajar di Departemen Obsgyn FK-UI ini, sebagian besar disebabkan karena infeksai jamur (candidiasis), bakteri dan parasit. “Keluarnya cairan atau lendir dari vagina dianggap tidak normal bila menimbulkan keluhan, seperti gatal dan berbau, “kata dokter Ovi, panggilan akrab dr. Dwiana Ocviyanti.

Menurut dr. Boyke, Sp.OG, dikenal dua jenis keputihan. Yaitu keputihan (normal) dan patologis (penyakit). Keputihan fisiologias dapat terjadi pada waktu subur, menjelang dan setelah haid, rangsangan seksual, dalam kehamilan, bayi perempuan yang baru lahir dalam waktu satu hingga sepuluh hari (dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormone yang dihasilkan oleh plasenta) dan gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas (biasanya gejala ini hilang dengan sendirinya). Gejala keputihan fisiologis yaitu cairan dari vagina tidak berwarna kuning, tidak tidak berbau, tidak gatal dan jumlah cairan bisa sedikit ataupun bisa cukup banyak. Keputihan patologis dapat terjadi pada kangker rahim, tetapi keputihan tidak menyebabkan kangker rahim. Keputihan patologis dapat disebabkan infeksi jamur (kebanyakan Candida Albicans ), infeksi bakteri (kuman E.Coli Sthapilococcus), infeksi parasit jenis protozoa (Trichomonas Vaginalis), infeksi Gonnorhoe, kurang gizi, anemia, factor kebersihan, pemakaian tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi, dan rambut yang tak sengaja masuk vagina. Gejala keputihan patologis yaitu cairan dari vagina keruh dan kental, warna kekuningan, keabuan, kehijauan, berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal, jumlah cairan banyak. Keputihan akibat kangker rahim dapat disebabkan karena sering berganti-ganti pasangan. Dari berganti-ganti pasangan itu, sang suami menularkan kepada istri. Pada tahap awal, istri malu memeriksakan diri ke dokter. Pada tahap lanjut, dimana telah terjadi keputihan dan berdarah sewaktu berhubungan seks, biasanya istri baru memeriksakan diri ke dokter (disini sudah masuk kangker stadium dua atau tiga). Tindakan ketika menderita keputihan :
- Berupaya mencari pengobatan yang tepat da benar, tidak sembarangan berobat, lebih baik periksakan ke dokter sebelum terlanjur parah
- Menghindar memakaui pakaian ketat, tidak menyerap keringat dan jaga kebersihan
- Untuk sementara (sampai penyebab keputihan diketahui dan sembuh dari keputihan), menghindari berhubungan seks dan mengajak pasangan untuk menjalani pemeriksaan ke dokter bersama
- Pemakaiam antibiotk atas saran dokter.


Pencegahan keputihan

- Menjaga kebersihan vagina (membersihkan dengan air bersih, pemakaian antiseptik hanya atas saran dokter)
- Menghindari memakai calana dalam ketat/berbahan nylon (sebaiknya pakai yang bahan katun dan ganti setiap hari)
- Membasuh / membilas (cebok vagina: dari arah depan ke belakang)
- Menghindari duduk di toilet umum
- Mengganti pembalut di kala menstruasi pada tepat waktu
- Menghindari ganti-ganti pasangan.


Baik keputihan fisiologis dan keputihan patologis harus segera diobati, karena masing-masing membawa pengaruh bagi kesehatan. Keputihan fisiologis menyebabkan kurang bersihnya alat kelamin, yang akan menyebabkan masalah pada saat melakukan hubungan seksual. Intinya, jika timbul keputihan jangan terlalu risau tapi jangan pula memandang sepele. Lankah terbaik adalah menghubungi/konsultasi je dokter masing-masing. Sebab pengobatan yang tepat dan cepat harus dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sumber :
Nukeseny, dr. Warta Kesad, 2008. Edisi No.71